Dr. Mohammad Hatta (1902–1980)

Dr. Mohammad Hatta (1902–1980)
Proklamator, Negarawan, dan Ekonom Ulung dari Ranah Minang

1. Biografi Singkat
Dr. Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, pada 12 Agustus 1902. Ia dikenal sebagai Proklamator Kemerdekaan Indonesia bersama Ir. Soekarno, serta menjabat sebagai Wakil Presiden pertama Republik Indonesia. Dikenal dengan julukan "Bung Hatta", beliau merupakan sosok yang sederhana, jujur, dan berprinsip kuat — mencerminkan nilai-nilai luhur Minangkabau seperti keadilan, kebersamaan, dan tanggung jawab moral.

2. Pendidikan dan Awal Perjuangan
Sejak kecil, Hatta menunjukkan minat besar terhadap pendidikan dan ilmu pengetahuan. Ia bersekolah di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) di Padang, kemudian melanjutkan ke Sekolah Dagang Prins Hendrik School di Jakarta. Pada tahun 1921, Hatta berangkat ke Belanda dan menempuh studi di Handels Hoogeschool Rotterdam (Sekolah Tinggi Ekonomi Rotterdam). Di sana, ia aktif dalam organisasi Perhimpunan Indonesia (PI) — wadah perjuangan mahasiswa Indonesia di luar negeri — dan akhirnya menjadi ketuanya. Di bawah kepemimpinannya, PI bertransformasi menjadi organisasi politik yang menyuarakan kemerdekaan penuh bagi Indonesia, bukan sekadar reformasi.

3. Peran dalam Perjuangan Kemerdekaan
Sekembalinya ke tanah air, Hatta aktif dalam gerakan nasional melawan penjajahan Belanda. Karena aktivitas politiknya, ia sempat ditangkap dan dibuang ke Boven Digoel dan Banda Neira. Namun, semangat perjuangannya tak pernah surut. Pada 17 Agustus 1945, Hatta bersama Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Nama mereka berdua tercantum dalam naskah Proklamasi, melambangkan perpaduan antara visi kepemimpinan dan pemikiran rasional.

4. Pemikiran dan Kontribusi
Sebagai ekonom ulung dan pemikir bangsa, Bung Hatta menolak kapitalisme yang menindas serta sosialisme yang ekstrem. Ia memperkenalkan konsep ekonomi koperasi, sistem ekonomi yang berlandaskan gotong royong, keadilan sosial, dan kesejahteraan bersama. Menurutnya, koperasi adalah sistem yang paling sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia — masyarakat yang menjunjung tinggi kebersamaan dan keadilan. Selain pemikiran ekonominya, Bung Hatta juga dikenal sebagai negarawan bermoral tinggi. Ia menegaskan bahwa jabatan bukanlah tujuan, melainkan amanah yang harus dijalankan dengan integritas.
"Aku lebih memilih tidak menjadi pejabat, daripada harus mengorbankan prinsip."

5. Warisan dan Pengaruh
Warisan terbesar Bung Hatta adalah pemikiran moral dan ekonomi yang berkeadilan. Ia dikenang bukan hanya sebagai Proklamator, tetapi juga sebagai pendidik bangsa, ekonom, dan pejuang demokrasi. Namanya diabadikan dalam berbagai institusi, antara lain: Universitas Bung Hatta di Padang Bandara Internasional Soekarno–Hatta di Jakarta. Pemikiran Hatta menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk membangun Indonesia yang bermoral, adil, dan berdaulat secara ekonomi.

6. Nilai Keteladanan Bung Hatta
Jujur, sederhana, dan berintegritas tinggi
Berpikir rasional dan ilmiah
Berjuang tanpa pamrih untuk rakyat
Mengutamakan moralitas dalam politik dan ekonomi

Referensi
Hatta, Mohammad. Memoir Mohammad Hatta. Jakarta: Tintamas, 1979.

Kahin, George McTurnan. Nationalism and Revolution in Indonesia. Ithaca: Cornell University Press, 1952.

Feith, Herbert. The Decline of Constitutional Democracy in Indonesia. Ithaca: Cornell University Press, 1962.

Universitas Bung Hatta. "Profil Bung Hatta." https://www.bunghatta.ac.id

Ensiklopedia Nasional Indonesia. Mohammad Hatta. Jakarta: Cipta Adi Pustaka, 1990.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud. "Biografi Dr. Mohammad Hatta."https://badanbahasa.kemdikbud.go.id

Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). "Dokumentasi Proklamasi 17 Agustus 1945." https://anri.go.id


Post a Comment

Previous Post Next Post