Syekh Muhammad Djamil Djambek (1860–1947)

Syekh Muhammad Djamil Djambek (1860–1947) Pelopor Kaum Muda dan Pembaharu Pemikiran Islam di Minangkabau

1. Biografi Singkat

Syekh Muhammad Djamil Djambek lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, sekitar tahun 1860.
Beliau adalah seorang ulama besar, cendekiawan, dan reformis Islam yang dikenal sebagai pelopor gerakan pembaruan (Kaum Muda) di Minangkabau.

Nama "Djamil Djambek" lekat dengan gagasan-gagasan modern dan rasional dalam memahami ajaran Islam.
Ia hidup pada masa transisi sosial dan budaya, ketika masyarakat Minangkabau mulai terpengaruh oleh modernitas, namun masih kuat memegang tradisi lama.

2. Pendidikan dan Perjalanan Intelektual

Syekh Djamil Djambek memulai pendidikan agamanya di surau-surau tradisional Minangkabau.
Ia kemudian melanjutkan studi ke Mekkah selama beberapa tahun dan berguru kepada ulama besar asal Minangkabau, Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, imam besar Masjidil Haram pada masa itu.

Selama menimba ilmu di Tanah Suci, beliau terpapar pemikiran reformis Islam yang sedang berkembang di dunia Arab — terutama gagasan dari Syekh Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha di Mesir.
Sekembalinya ke tanah air, Djamil Djambek membawa semangat pembaruan dan rasionalitas ke Minangkabau.

3. Perjuangan dan Dakwah Pembaruan

Sekembali dari Mekkah, beliau mendirikan madrasah modern di Bukittinggi dan Padang Panjang, sebagai upaya memperbarui sistem pendidikan Islam.
Metode pengajaran yang diterapkan menggunakan sistem klasikal dan kurikulum terstruktur, menggantikan sistem halaqah di surau tradisional.

Melalui ceramah, tulisan, dan debat terbuka, beliau mengajak umat untuk:

Membuka pintu ijtihad dan menghindari taqlid buta.

Menggabungkan ilmu agama dan ilmu umum.

Menumbuhkan semangat rasionalitas dan keadilan Islam.

Perjuangannya sering berhadapan dengan kalangan Kaum Tua (tradisionalis), namun dinamika ini justru memperkaya khazanah intelektual Islam di Minangkabau.

4. Pemikiran dan Gagasan Utama

Syekh Djamil Djambek menegaskan bahwa Islam selaras dengan kemajuan zaman.
Ia menolak pandangan yang menganggap agama menghambat kemajuan. Bagi beliau, Islam justru mendorong umatnya untuk berpikir kritis, meneliti, dan berinovasi.

Pokok gagasannya antara lain:

Menolak takhayul, khurafat, dan bid'ah yang tidak berdasar.

Mengembalikan ajaran Islam pada Al-Qur'an dan Hadis yang murni.

Menekankan pentingnya pendidikan tinggi dan rasionalitas.

Mendorong umat Islam untuk aktif dalam pembangunan bangsa.

5. Warisan dan Pengaruh

Syekh Djamil Djambek dikenal sebagai guru para pembaharu Islam di Nusantara.
Murid-muridnya antara lain Haji Rasul (Haji Abdul Karim Amrullah), Buya Hamka, dan Buya Malik Ahmad, yang kemudian melanjutkan semangat reformasi Islam di Indonesia.

Pemikirannya melahirkan generasi ulama dan intelektual Minangkabau yang berpikiran terbuka dan rasional.
Warisan intelektualnya menjadi fondasi bagi tumbuhnya madrasah modern dan gerakan pembaruan Islam di Sumatera Barat dan seluruh Indonesia.

6. Nilai Keteladanan

Dari kehidupan dan perjuangannya, Syekh Djamil Djambek mengajarkan nilai-nilai luhur:

Berani berpikir maju tanpa meninggalkan dasar agama.

Disiplin dan ilmiah dalam memahami Islam.

Menentang kebodohan dan fanatisme sempit.

Menyatukan agama dengan kemajuan peradaban.

7. Akhir Hayat

Syekh Muhammad Djamil Djambek wafat pada tahun 1947.
Beliau meninggalkan warisan pemikiran dan pendidikan yang terus hidup dalam sejarah pembaruan Islam di Nusantara.
Namanya kini diabadikan dalam lembaga pendidikan, surau, dan kajian keislaman di Sumatera Barat.

Referensi

1. Hamka. Ajahku: Riwayat Hidup Dr. H. Abdul Karim Amrullah dan Perdjuangan Kaum Agama di Sumatera. Jakarta: Umminda, 1982.

2. Daya, Burhanuddin. Gerakan Pembaharuan Pemikiran Islam: Kasus Sumatera Thawalib. Jakarta: Rajawali Press, 1988.

3. Azra, Azyumardi. Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII & XVIII. Jakarta: Kencana, 2004.

4. Dobbin, Christine. Islamic Revivalism in a Changing Peasant Economy: Central Sumatra, 1784–1847. London: Curzon Press, 1983.

5. Abdullah, Taufik. Schools and Politics: The Kaum Muda Movement in West Sumatra (1927–1933). Cornell University, 1971.

6. Rahman, Fazlur. Islam and Modernity: Transformation of an Intellectual Tradition. Chicago: University of Chicago Press, 1982.

7. Ensiklopedi Islam Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, 1994.

8. Suryadi, S. "Syekh Muhammad Djamil Djambek dan Gerakan Kaum Muda di Minangkabau." Jurnal Sejarah Islam Nusantara, Vol. 3 No. 2, 2015.

Post a Comment

أحدث أقدم